Bab 5: Root yang Tidak Terhapus

Langit bergetar saat Shiro menjejakkan kaki di ruang baru itu.

Tak ada warna. Hanya dinding-dinding reflektif yang memantulkan ratusan versi dirinya—senyum kosong, mata penuh amarah, dan satu yang berdiri diam tanpa bayangan. Di tengah ruangan, sosok itu muncul seperti kabut yang mengeras: Echo-Nol.

Bayangan yang tak butuh cahaya.

“Tempat apa ini…?” bisik Shiro, Scriptbook tergenggam erat.

“Folder yang seharusnya sudah dihapus,” jawab Echo-Nol. “Tapi kau terlalu keras kepala untuk mengizinkan itu.”

Tanpa aba-aba, tinta abu langsung melesat dari udara.


Serangan datang secepat kompilasi. Baris-baris kode terurai di udara seperti pisau yang ditembakkan dari dimensi tak kasat mata.

delete(writer.core); override(identity="Nol");

Dunia langsung melengkung, seolah hendak meluruhkan keberadaan Shiro dari sistem. Lantai retak oleh denyut perintah itu.

Shiro mencabut Scriptbook. Nafasnya pendek. Ia menulis dengan panik.

protect(identity="Shiro"); rollback(rewrite.access);

Dua baris itu bertabrakan di udara. Semburan cahaya membelah refleksi. Pantulan dirinya hancur seperti kaca yang menolak berbohong lagi.


Shiro mencoba mencari dukungan. Ia menulis di udara:

Yukari.connect();

Namun yang ia terima hanyalah balasan sistem:

access_restricted: host=shiro.nol

Yukari tidak bisa masuk. Dia sendiri di tempat ini. Sepi bukan hanya keadaan, tapi protokol.


Echo-Nol mengeksekusi serangan tanpa henti. Gerakannya presisi, seperti mesin yang tak pernah dirancang untuk gagal.

inject("silence"); Memory.lock(target="writer"); Emotion.flush();

Tubuh Shiro terdorong ke belakang. Dunia menyusut. Kode-kode dari dirinya meluruh seperti potongan puzzle yang tak lagi cocok.

“Semua yang kau simpan… pada akhirnya hanyalah gangguan.”

Echo-Nol menulis lagi.

reboot.writer(id="Nol");

Langit mulai mengganti wajahnya. Nama "Shiro" dihapus dari pantulan cermin. Sistem perlahan menulis ulang dirinya menjadi "Nol".


Tapi Shiro tak tinggal diam. Ia membuka halaman terakhir Scriptbook-nya. Ada folder terkunci yang berkedip pelan, seolah memanggil:

ghost://shiro/root.mem

Tangannya gemetar, tapi ia sentuh juga.

Fragmen muncul. Sebuah baris kode yang tampaknya sudah sangat tua:

if memory=="k_gm": restore("purpose")

Echo-Nol berhenti. Tubuhnya mendadak kaku. Layar di belakangnya menyala dengan peringatan:

Conflict Detected: identity.partial==true

Shiro berdiri. Lututnya masih lemas, tapi ia tahu ini satu-satunya jalan.

Ia menulis cepat, lebih dari sekadar baris. Ini adalah keputusan.

try: Identity.commit("writer") GhostMemory.inject("k_gm") except: fallback("reason not lost")

Tinta biru meledak. Ruangan seakan meledak dari dalam dirinya. Echo-Nol terangkat, tubuhnya bergetar.

“Tidak… alasan itu seharusnya sudah mati bersamamu.”

Suara itu bukan marah. Tapi takut.


Sistem mulai menghapus ulang dirinya. Tapi kali ini bukan Shiro yang dihapus. Echo-Nol yang retak.

System.Error: Rewrite Failed Identity Conflict Detected

“Selama alasanmu belum kembali,” bisik Echo-Nol, “aku akan selalu ada.”

Lalu tubuhnya pecah menjadi huruf dan menghilang. Bukan musnah. Tapi tersembunyi kembali di tempat yang lebih dalam.


Shiro jatuh terduduk. Scriptbook-nya terbuka otomatis. Di halaman terakhir, muncul satu baris:

next_layer: 0

Dan di bawahnya:

tracepath: undefined_reference("k_gm")

Satu referensi yang tak dikenali dunia. Tapi cukup untuk membuat Shiro kembali bergerak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Epilog – Denting Terakhir

DENTING

Bab 2 – Laut yang Tak Lagi Sama