Bab 3: File Bayangan
Bunyi halus saat halaman Scriptbook terbuka terdengar seperti desahan napas dari dunia yang terlalu lama disimpan. Shiro duduk diam di tengah ruangan putih yang hening, hanya ditemani oleh Yukari yang berdiri di belakangnya seperti bayangan yang tahu terlalu banyak.
Di halaman ke-1763, tinta berhenti. Tak ada kata. Tak ada instruksi. Hanya kotak kosong dengan satu baris kecil yang bergetar:
load: k_gm-000.kae... access_denied.
Dahinya berkerut. Ia tidak pernah menulis file itu. Bahkan nama file itu... terasa asing namun akrab. Kae? Kenapa bukan Airi?
"Yukari." Suaranya pelan.
Yukari tidak menjawab.
"Kamu tahu file ini?"
Yukari berdiri kaku. Mata ungunya tidak melihat Shiro, tapi menatap huruf yang terus berkedip. Ada semacam tekanan di udara—seperti dunia menahan napasnya.
"Halaman itu," katanya pelan. "Dulu... milik seseorang yang menulismu."
Shiro menoleh tajam. "Apa maksudmu?"
Yukari menggeleng. "Bukan aku yang harus memberitahumu."
Ia kembali menatap Scriptbook. Halaman itu kini memunculkan sesuatu yang lebih aneh: folder dengan nama-nama loop lama. Loop 0001. Loop 045. Loop 231. Loop 1059. Semuanya bertanda rusak. File bayangan. Dunia-dunia yang telah dihapusnya sendiri.
Ia menyentuh satu file.
Dunia berubah.
Sekelilingnya bukan lagi ruangan putih, tapi lorong panjang berisi potongan gambar yang tergantung di udara. Fragmen. Dunia lama. Ia melihat dirinya sendiri—berlutut di tengah hujan, memeluk tubuh Airi yang tidak bernyawa. Di sebelahnya, seorang anak perempuan berambut pendek berteriak, mencoba memeluknya, tapi tubuhnya transparan.
“Kaede?” Shiro bergumam tanpa sadar.
Yukari menariknya keluar. Napasnya berat. Mata Yukari berkaca-kaca.
“Jangan buka lebih banyak,” katanya pelan. "Kamu belum siap."
Shiro kembali menatap file. Ia mencoba menghapus satu folder, Loop 045. Tapi sistem menolak:
error: protected_by_creator.
"Siapa yang menulis pelindungnya?" bisiknya.
Tinta Scriptbook bergerak sendiri. Tulisan muncul tanpa dia tulis:
Author: K_ae.de
Dunia gemetar. Huruf-huruf dari Scriptbook mulai terlepas, melayang di udara seperti serpihan salju hitam. Yukari memeluk tubuhnya sendiri.
"Dia melihatmu," katanya gemetar. "Dia masih ada di sana."
Suara dari Scriptbook bergema, bukan dalam huruf, tapi dalam pikiran:
“Kenapa kamu terus menulis sesuatu yang bukan milikmu?”
Shiro terdiam. Ia tahu suara itu. Suara yang hanya muncul dalam mimpi ketika ia masih kecil. Suara yang hilang saat Airi mulai memenuhi Scriptbook-nya.
Ada rasa perih yang tak bisa ia jelaskan, seperti luka lama yang belum sempat diberi nama. Suara itu—suara yang seharusnya sudah mati bersama dunia lama—memanggilnya. Bukan dengan amarah, tapi dengan sunyi yang terlalu dikenal. Dengan napas berat, dan jari gemetar, Shiro membuka file manual. Ia harus tahu. Ia harus mengingat.
Urutan kode:
/root/echo/SH-0/init
Udara mendadak berat. Dari sudut Scriptbook yang terbuka, tinta mulai menetes ke lantai, membentuk lingkaran aneh seperti segel terbalik. Yukari mundur selangkah, napasnya tercekat. Di kejauhan, terdengar suara seperti gema dari ruang hampa: detakan jantung... tapi bukan milik siapa pun di ruangan itu.
Cahaya hitam menyembur keluar dari halaman, membentuk siluet. Sosok berdiri di depannya—rambut perak, mata kosong, wajah yang sama persis dengan miliknya. Tapi tanpa emosi. Tanpa nada.
"Aku adalah kau," katanya. "Versi yang berhenti merasa. Aku di sini untuk menulismu kembali."
Scriptbook bergetar hebat.
Komentar
Posting Komentar